Saturday, September 20, 2014

Lari : dari Kenyataan, Tanggung Jawab dan Lainnya!!?

Sudah dua minggu terakhir saya tidak pernah melihat tutorial, menulis kode ataupun melakukan aktivitas tentang pemrograman. Hal ini saya lakukan karena saya ingin fokus ke laporan skripsi. Laporan skripsi saya sudah sampai bab 5. Cukup menarik. Sayangnya sudah satu minggu saya juga tidak menyentuh skripsi. Apa yang saya lakukan!?.

Minggu ini saya benar-benar berpikir kalau saya memang lari dari kenyataan, lari dari kehidupan, lari dari tanggung jawab dan tepat saat ini saya lari dari semua itu dan melampiaskan ke tulisan ini (saat ini masih belum mengerjakan laporan skripsi~ yey). Saya akan mengerjakan laporan saya siang ini. Sudah terasa muak menghindari hal yang seharusnya tidak bisa dihindari lagi, saya tidak akan lari!!

Ngomong-ngomong soal lari, sebenarnya empat hari terakhir saya memulai kegiatan yang sebelumnya saya hentikan, kegiatan itu adalah lari. Kali ini, lari yang saya maksudkan adalah lari dalam arti sebenarnya. Menggerakan kedua kaki di udara dengan kecepatan yang lebih tinggi dari jalan kaki. Karena sudah vakum hampir satu tahun, saya memulai kegiatan ini dengan lari interval, lari selama satu menit lalu jalan kaki dua menit. Hasilnya, tidak ada efek negatif yang membuat saya tidak bisa menggerakan kaki setelah lari. 

Rencananya, saya akan lari tiap pagi selama itu memungkinkan. Dan untuk minggu pertama, interval yang saya gunakan adalah lari 1 menit setelah itu jalan kaki selama 2 menit. Selanjutnya rencana minggu kedua adalah lari dengan interval 2 menit lalu jalan kaki 2 menit. Jika Rencana-rencana ini berjalan lancar maka di minggu ke sembilan saya akan lari 30 menit non stop tanpa interval jalan kaki. Mengingat sikap yang seringkali menghianati janji terhadap diri sendiri, saya hanya bisa berharap semoga diri ini bisa konsisten. Amin~

Harapan lain yang saya miliki adalah, semoga dengan lari (dalam arti sebenarnya) ini dapat mengurangi kegiatan lari dari kenyataan dan tanggung jawab yang selama ini lebih sering saya lakukan. :3

~curhat selesai

Wednesday, September 17, 2014

Butuh Alasan Lebih dari Satu untuk Menggerakkan Kaki ke Kampus

Hari ini saya sedikit bahagia karena tidak menemukan SMS dari si Andi dan curhatan galaunya. Hal yang saya temukan hari ini adalah SMS dari Hanny yang menanyakan tentang keberadaanku, "Ke kampus gak hil?". Saya pikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengembalikan buku yang saya pinjam dari perpustakaan. Selain bisa mengembalikan buku, bisa ketemu temen pula.. keadaan seperti ini biasa disebut dengan istilah lempar satu batu, dua burung kena, keren banget kan?!. By the way, kemampuan ini akan sangat berguna ketika umat manusia kekurangan sumber daya batu, pada saat itu kita harus menghemat batu. Paling tidak saya sudah punya pengalaman.

Saya ke kampus, setelah mandi dan menemukan orang yang tidak saya kenal di kampus kesayangan. Betapa tidak, saya adalah mahasiswa semester sembilan yang keberadaannya hampir punah. Melihat teman seangkatan itu ibarat oasis di gurun pasir. Ketemu secara kebetulan, susahnya minta ampun. "Hanny kemana" gumamku. Sesekali bertemu dengan adik tingkat yang kukenal. Tentu saja kami bertukar senyum. Hanya itu, senyum formalitas untuk menyapa seseorang yang tidak terlalu dikenal. Akhirnya saya memutuskan untuk mengembalikan buku yang saya pinjam.

Berjalan ke perpustakaan adalah perjalanan paling asing. Sebut saja perpustakaan adalah tempat para pencari ilmu sebenarnya nongkrong. Tempat paling menggetarkan hati. Entah kenapa, tiap pergi ke sana perasaanku bergetar lebih kencang dari biasanya. Setelah berada di perpustakaan saya baru menyadari kenapa. Masuk perpus itu harus melepas jaket, menunjukan kartu mahasiswa, tidak membawa barang-barang mencurigakan seperti cover laptop dan sebagainya. Serasa napi..

Setelah mengembalikan buku ke penjara tersamar itu, saya kembali ke gedung jurusan. Disana saya bertemu dengan Hanny dan Sayful. Dalam hati saya membatin kenapa harus bertemu dengan pasangan ini. Dari jauh saya tidak mungkin akan memanggil nama mereka. Biarkan mereka mendekat, lalu saya akan memanggil "Hai.." saja. "Hai.. " sapaku sambil tersenyum. Sejenak saya melihat ke arah kiri dan kanan, semua orang terlihat normal. Baiklah tidak ada kesalahpahaman. All is Well...

Sebelum saya bercerita lebih lanjut, saya ingin memastikan semua orang perlu tahu tentang kedua orang ini. Hanny dan Sayful adalah cowok. Memastikan saja, nama Hanny terdengar begitu feminin sehingga seringkali ia dipanggil mbak. 

Kami pergi ke A3 bertemu beberapa teman, ke Bank, lalu ke Bank lainnya lagi. Sesaat di jalan saya berpikir, bagaimana mereka saling memanggil nama satu dan yang lainnya ya. Mungkin percakapannya akan seperti ini, "Say,,, ayo ke Bank lainnya" kata Hanny ke Sayful, mungkin Sayful akan menjawab, "Oke Honey, kita ke sana!". Tersadar betapa mengerikannya nama mereka, saya berhenti berhayal dan melanjutkan kehidupan. Dua tujuan sudah tercapai, saya harus pulang.
Sampai jumpa kampus, Han, Sayful... ~lol

Tuesday, September 16, 2014

Mendekat dan Menjauh

Melanjutkan cerita sebelumnya, kemarin sore SMS dari si galau Andi (nama samaran) kembali lagi menghiasi isi ponselku. Tentu saja isinya aneh dan penuh dengan suasana depresi, "Malam ini terakhir aku akan menunggunya, besok akan kubuka lembar baru" katanya. Tentu saja tak banyak kata yang bisa saya katakan untuknya, selain kata terkenal nan hina "Good luck bro!". Beberapa menit kemudian ia menyampaikan ucapan terima kasih atas support dan nasehat yang telah saya berikan. Wouw...
Beberapa menit kemudian setelah SMS terakhirnya tidak saya balas, Andi memberikan satu SMS mengerikan lagi tentang heroinnya, sebut saja namanya Ani (Lameeee~). "Bro minta tolong bantuin dan jagain Ani ya kalo dia butuh sesuatu disana" sms Andi. Dari sini sudah terlihat jelas bagaimana hasil dari apa yang ia tunggu, sepertinya ia sudah menyerah. Tapi yang benar saja, kenapa saya harus ikut-ikutan dengan hal mengenai si Ani. Ia tak sepertimu bro, saya jelas tak mengenalnya. Yang kukenal adalah orang-orang disekitarnya. Jadi No thank you. Saya tak akan menawarkan bantuan apapun untuknya, bahkan jika ia memintapun saya perlu memikirkan kemampuanku. I'm a rational guy afterall. haha...
Tentu saja saya tidak mengiyakan, janji adalah hal yang mustahil untukku. Sulit untuk mengiyakan janji untuk orang kasmaran yang sedang patah hati. Jadi kualihkan saja percakapan jarak jauh ini dengan pertanyaan tipikal "kenapa bisa seperti ini". Katanya "Aku yang salah, aku kesal akan sesuatu lalu meminta putus.". Oh boy, what happen to you... temperamen banget. Kesal boleh saja kawan, tapi jangan cepat mengatakan kata putus jika kamu memang tidak siap untuk itu. Setelah smsnya itu, ponsel sudah tidak saya sentuh lagi.
Teringat bagaimana ayah si Ani bercerita tentang Andi yang mendekati Ani. Sekitar satu tahun yang lalu ayah Ani menginap di tempatku, bercerita tentang Andi. Kami memulai pembicaraan ini setelah ayah Ani melihat email tentang Andi yang meminta bantuan padaku tentang sesuatu, tentang abstrak tulisannya. Kami membicarakan bagaimana konyolnya si Andi, ia memberikan hadiah ke Ani melalui ayahnya, katanya Andi akan grogi jika memberikan langsung ke Ani jadi ia putuskan untuk memberikan hadiah itu melalui perantara Ayahnya. Saya dan ayahnya Ani merasa normal.. kami berpikir bahwa ada seseorang yang tidak normal waktu itu.
Satu tahun kemudian, mereka putus. Mungkin inilah cinta anak muda.. Mendekat dan menjauh.. suatu saat akan hilang dari ingatan ketika bersama dengan yang lainnya. Sebagai teman saya hanya bisa berdoa semoga yang terbaik untuk kalian, Ani dan Andi. Apapun akhirnya nanti, that was a life lesson. Tumbuh dan dewasalah. 

Bertahan atau pergilah

Sedikit terkejut dan jengkel karena harus menjawab SMS paling ambigu dari salah satu teman SMA. Sebut saja namanya Andi (nama samaran). Ia mengirim SMS layaknya saya adalah dokter cinta paling mutakhir di muka bumi ini. Konyol banget, dokter cinta paling mutakhir ini adalah jomblo. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kosong dan tidak bergunanya saran yang akan saya berikan kepada Andi. Sebelum menjawab pertanyaannya, saya teringat masa lalu ketika saya sedang di rumah, bosan dan tanpa kegiatan. Pilihan favorit tentang hal yang akan saya lakukan salah satunya adalah mengirimkan pesan untuknya, "Aku di rumah. Main game yuk?!". Beberapa menit kemudian kami bermain game bersama. Teringat akan hal itu, betapa ambigu dan tidak jelas SMS yang ia kirimkan saya akan menjawabnya serius. Mungkin saja ia sedang bosan.

Jadi pertanyaan bosannya itu seperti ini "Bagaimana jika satu hati sulit untuk melepas dia?". What?! SMS apaan ini? tanpa ada pembukaan yang jelas, penutup yang baik, langsung bertanya seenak hati tentang apa yang tidak saya mengerti. Sejenak saya langsung menjadi konsultan profesional (pura-pura) lalu menjawabnya dengan seenak hati pula "Pertahankan hatinya sampai hatimu runtuh!". What?! ini jawabnya apa-apaan?! Saya malu... Diikuti dengan penyesalan, saya ingin melihat SMS konyol apalagi yang akan Andi kirim. Hape bergetar lalu sms baru masuk, katanya "Bagaimana jika dia benar-benar benci dan sulit untuk kembali?". Dilihat dari sms ini, sepertinya dia tidak sedang terserang virus bosan seperti perkiraanku, Andi hanya sedang galau. Dasar anak muda... Namun karena kata galau atau menyebut seseorang galau bukanlah hal yang patut dilakukan kepada seorang teman, maka saya menjawab pertanyaannya kembali dengan kalimat konyol "Kalau memang begitu keadaannya, ngapain nyiram bunga yang telah mati, tinggalkan saja". Pause begitu lama sampai keesokan hari.

Hari ini saya mendapatkan SMS lagi dari orang yang sama, "Saya sudah terlalu sayang sama xxxxx bro!" katanya. Hei, apa yang harus saya katakan. Sampai saat ini saya masih belum membalas SMS orang ini, pikirkan sendiri Andi. Pilihan cowok cuma dua, Bertahan atau Pergi. Setidaknya itu yang saya yakini. Kenapa harus membuang waktu terhadap orang yang membenci kita dan berusaha untuk mendapatkan hatinya jika ia memang tak mungkin kembali. Tinggalkan bro...  tinggalkan...


...atau bertahan..
Jika perasaanmu memang begitu kuat maka jangan biarkan ia untuk pergi selamanya. Hidup ini terlalu singkat untuk menyiakan perasaanmu. Pertahankan sampai hatimu runtuh. Jika memang gagal, suatu saat akan ada seseorang yang akan membangun kembali perasaanmu. Membuatnya menjadi utuh dengan keadaan yang mungkin berbeda. Bersama orang itulah hatimu akan bersama. Jodohmu..

Monday, September 15, 2014

Hantu dan Mahasiswa Semester Sembilan

Beberapa hari terakhir saya secara konsisten dihubungi oleh dua orang. Dua orang itu adalah ayah dan kakak. Mereka menghubungi untuk menanyakan kabar skripsi. "Skripsi apa kabar mi?" kata mereka. Sedikit merasa pilu karena kabar anak atau adik kalah populer ketimbang skripsi. Selain itu, bukanlah hal yang jarang ketika mereka menanyakan keberadaanku dimana. "Sekarang dimana, sudah konsultasi ke dosen belum?" tanya mereka. Tidak kuat dengan pertanyaan-pertanyaan yang menusuk tersebut, saya akhirnya melempar handuk putih sambil meneriakkan "Okeh saya menyerah!". Hasilnya, tiap hari senin saya pergi bergentayangan ke kampus.

Berbicara tentang dosen pembimbing, maka di pikiran saya yang paling dalam akan muncul tentang imageku saat ini. Betapa tidak, sudah konsultasi sekian kali namun pertanyaan pertama yang selalu saya dapatkan dari bapak dosen pembimbing selalu sama "Namanya siapa mas?". Dengan ini, secara resmi saya sudah menjadi hantu. Tak terlihat oleh orang lain, bahkan oleh dosen pembimbing sendiri. "Sesulit itukah mengingat namaku pak?!" teriakan batin seseorang hari ini.

Sedikit jengkel karena hal itu, sepertinya saya akan menghantui bapak sampai saya lulus nanti. hahaha...

Friday, February 14, 2014

NUSANTARANGER: Power Rangers versi Indonesia

Layaknya hari-hari kemarin, pagi ini saya iseng menyeret bagian beranda saya ke bawah untuk menemukan informasi baru. Keisengan itu membawa saya pada suatu foto dengan gambar mahluk berwarna merah berhelm unik dengan petir warna ungu yang menyambar-nyambar di tangannya. Di bawah karakter tersebut tertulis kata "Nusantaranger". Kalau dilihat dari gambar dan namanya, sudah pasti bahwa ini adalah Power Rangers. Dan benar, ini adalah komik Power Rangers dengan beberapa perbedaan.



Sebelum ini saya pernah membaca chapter 1 dari komik ini. Rasanya biasa, tidak ada kemenarikan yang saya dapatkan dari pembacaan chapter 1. Alasan utamanya adalah karena cerita yang terlalu singkat, rasanya memang tidak adil ketika harus menilai suatu karya dari 1 chapter awalnya saja. Namun karena hal itu telah merasuk, ketika chapter kedua dan ketiga terbitpun saya tidak memiliki keinginan untuk membacanya.

Ada hal yang berubah ketika chapter 4 muncul, protagonist sudah bisa berubah. Berubah menjadi mahluk merah dengan helm unik mirip dengan kepala burung, burung elang. Namanya Rangga, anak SMA yang melakukan study tour ke tempat bersejarah, candi cakka dan cakra namanya. Di candi ini, ia bertemu dengan ruh bertato yang merupakan ranger merah dimasa lampau. Tidak secara kebetulan, Rangga sebenarnya sudah terpilih untuk menjadi ranger merah. Dia sering didatangi oleh ruh itu di dalam mimpi. Ketika berada di lokasi candi pun, dia mendapatkan suara-suara panggilan yang hanya bisa didengarnya oleh mantan ranger merah. Perlahan, Rangga mengikuti arah suara itu, melangkah masuk kedalam candi. dan menemukan seseorang dengan baju kuno, tidak modis dijaman ini. Mungkin akan menjadi pusat perhatian jika orang yang dilihat Rangga berjalan di pusat keramaian seperti mall dan pasar. Namun di dalam candi itu dia sendiri, Rangga mendekat dan Ruh memberikan penjelasan tentang Nusantaranger dan masa lampau ranger merah.  Cerita selesai, setelah itu Rangga diberikan hadiah sebuah gelang. Gelang yang bentuknya berubah sesuai jamannya (hashtag geleng kepala). Setelah itu Rangga pingsan selama dua jam.

Rangga terbangun di dekapan temannya yang bernama Kei. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan ke candi berikutnya. Ditengah perjalanan, nampak beberapa orang berlarian, tergopoh gopoh menuju arah yang berlawanan dari tujuan Rangga dan teman-temannya. "Cepat lari, ada monster babi!" kata salah seorang yang berlari di sana. Saya heran kenapa rombongan Rangga dan kawan-kawan langsung percaya dengan perkataan orang tersebut. Apakah di dunia nusantaranger memang sering ada monster babi yang mengamuk? Mereka percaya begitu saja dan langsung berbalik arah dengan kecepatan penuh menuju arah sebaliknya. Semua berlari, seperti 100 meter dash yang dilakukan oleh atlit lari. Rangga juga percaya bahwa ada monster babi yang mengamuk di candi, namun bukannya berlari berbalik arah, Rangga malah menuju ke arah tempat monster babi mengamuk, "Aku akan kesana, jangan hiraukan aku Kei" katanya meninggalkan pesan ke arah teman baiknya. Ranggapun berlari, dan menemukan beberapa orang berpakaian hitam layaknya anggota Men in Black atau mungkin seperti mavia di itally yang menggunakan jas hitam, tuxedo keren. Rangga kena tendang oleh salah satu anggota Men in Black yang menamakan dirinya Sendikala itu. "Kenapa saya menjadi lemah" kata Rangga sambil meringkuk kesakitan. "Karena blablabla" jawab si mantan ranger merah yang merupakan ruh seseorang yang sudah mati. Sendikala pun pergi meninggalkan Rangga yang lemah, nampak bahwa Men in Black itu tidak menghiraukan Rangga yang merupakan bocah SMA yang lemah. "Percuma ngeladenin ni anak, biarkan monster babi beraksi" kata hati anggota Sendikala, mungkin.

Setelah ditinggalkan oleh Sendikala, monster babi mulai menghampiri Rangga. Sepertinya Rangga akan dijadikan santapan awal dari monster ini. Sebelum itu terjadi, Kei melemparkan batu ke arah monster babi. Siapa yang tidak marah jika ditimpuk batu, monster babipun menghampiri Kei dengan cepatnya. Lalu membuatnya terlempar layaknya tim rocket yang terkena tegangan listriknya pikachu, Kei terbang sejenak dan terjatuh. Ranggapun mulai marah. Ia berlari dan bagian demi bagian tubuhnya mulai dilapisi dengan pakaian berwarna merah, hingga seluruh tubuhnya terlapisi, "jangan menyakiti sahabatku!" teriaknya.

Bertarung lama, setelah dibantu oleh mantan ranger merah dengan memberikan Rangga pistol yang seperti keris, singkat cerita Rangga mengalahkan monster babi. Monster babipun berteriak tanpa suara, meledak dengan dahsyatnya membuat tubuhnya berubah menjadi bata-bata. Monster babi sekarang hanyalah artefak, gud bay beybe.. 

Nasib Key? sepertinya ia masih terkapar. Pelajaran moral yang bisa didapatkan di chapter 4 ini: jangan melempar binatang menggunakan batu, kasian kan, hewan juga punya perasaan dan rasa sakit. :3


sumber gambar: nusantaranger.com

Sunday, February 2, 2014

Saya dan Berbohong


Disadari atau tidak,  manusia seringkali berbohong. Berbohong adalah sebuah tindakan mengucapkan sesuatu yang berbeda dari apa yang sebenarnya. Mungkin tidak berucap, namun mengisyaratkan hal yang tidak benar paling tidak terhadap pikiran sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan ini. Berbohong adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia normal. Bersyukurlah jika memang masih bisa berbohong, normal..

Berapa kali kita berbohong?

Penelitian mengatakan bahwa, orang dewasa berbohong rata-rata 3 kali dalam 10 menit percakapan. Percobaan ini dilakukan dengan membuat dua orang dewasa bercakap selama sepuluh menit, tentu percakapan ini direkam dari segala arah dengan kamera dan perekam tersembunyi. Setelah selesai bercakap, orang-orang yang melakukan percakapan itu ditanya berapa banyak hal tidak benar yang mereka katakan selama mereka bercakap. Setiap orang yang ditanya menjawab bahwa mereka mengatakan hal sebenarnya. Lalu, setelah itu mereka diberi tahu bahwa mereka telah direkam, lalu diperlihatkan percakapan mereka dengan pertanyaan "coba tunjukan bagian mana saja dari kata-kata anda yang tidak tepat dan masih meragukan?". Hasilnya, mereka terheran-heran, rata-rata ada tiga kebohongan yang dilakukan disadari atau tidak. Hal ini menunjukan bahwa manusia itu cenderung berbohong, disadari atau tidak

Sejak kapan kita mulai berbohong?

Percobaan tidak hanya dilakukan terhadap orang dewasa saja, terhadap anak kecil pun dilakukan. Kali ini percobaan dilakukan dengan menggunakan mainan bersuara yang diletakkan dibelakang anak kecil berumur 4 tahun. Anak kecil ini disuruh untuk menebak mainan apa yang memiliki suara seperti yang didengar. Mainan pertama berbunyi "kwek kweek kweek", anak kecil dengan semangat menjawab bebek. Selanjutnya bunyi sirine pemadam kebakaran, anak kecil berhasil menjawab dengan benar. Yang ketiga adalah suara musik, tentu saja sangat sulit untuk menebak mainan yang bersuara musik. Peneliti dengan sengaja meninggalkan ruangan setelah suara mainan bermusik dimainkan dengan alasan mendapatkan panggilan penting. "Tunggu sebentar, ada panggilan penting, jangan ngintip ya, semenit lagi saya kembali". Setelah semenit berlalu, anak kecil ditanya mainan apa yang tadi didengarkan. Anak kecil ini langsung menjawab "Dinosauruuuus!". Penelitipun bertanya, "tau darimana?". "Wraaaaaauuuh" jawab anak kecil. "wrauh? saya tidak pernah mendengar suara itu. Apa kalian mengintip?". Anak kecil menjawab TIDAK. 

Berbohong adalah hal yang normal, pada umur 2 tahun 25% anak kecil sudah bisa berbohong, sisanya tidak berbohong, entah karena merasa tidak perlu untuk berbohong atau karena tidak memiliki logika untuk berbohong. Pada umur 4 tahun 90% anak kecil sudah mampu berbohong dan pada umur 7 tahun, semua anak sudah memiliki kemampuan ini. Anehnya, ketika tumbuh remaja, manusia mulai jujur. Kejujuran ini terjadi karena manusia bersosialisasi. Lebih tepat lagi jika dikatakan bahwa manusia belajar "Peraturan Permainan Kebohongan". Karena kehidupan sosial, manusia mengerti akan konsekuensi kebohongan. Ketika manusia tumbuh dewasa, mereka berbohong untuk keuntungan mereka. Atau untuk membuat nyaman orang lain. Ada banyak sekali alasan lainnya. 

Perlukah berbohong?

Untuk permasalahan ini, saya akan serahkan kepada pembaca. Tiap orang memiliki ukuran yang jelas dimana mereka menganggap kebohongan yang dikatakan adalah kebohongan yang baik. Sebagian lainnya mengatakan bahwa selalu hidup dengan kejujuran. Sejak kecil kita diajarkan untuk berbohong, "Udah magrib, cepet pulang, entar dimakan sendikele*", "Ayo, makan sayurnya supaya kuat kayak Popay," . Semakin dewasa maka, kebohongan yang dilakukan mengarah ke bagaimana masyarakat ingin dilihat. Contoh sederhana yang kemarin saya dengar dan dilakukan adalah mengatakan kepada seseorang bahwa ia cantik. "Lama gak keliatan, makin cantik aja.. ". Basa basi yang sering dilakukan untuk membuat orang lain bahagia. Mungkin sederhana, dan kadang tidak benar kalau orang tersebut semakin cantik. Namun hal ini akan membuat orang lain bahagia. Disisi lain, ada juga kebohongan yang menimbulkan luka. Membuat orang menjadi tidak suka. Misal, selingkuh. Tentu saja tidak disukai. Untuk itu, perlukah berbohong? ya dan tidak. Its up to you. 

Bagaimana kehidupan jika tidak seseorang tidak pernah berbohong? 

Jika orang-orang selalu jujur, maka tentu saja akan tetap ada masalah, namun akan membuat orang-orang langsung menuju apa yang menjadi masalah, to the point, yang tentu saja mengarah kepada kejujuran, menghormati orang lain, dan mencintai orang lain. Di sudut pandang lainnya, sangat mudah untuk dibayangkan, jika seseorang tidak pernah berbohong, maka orang tersebut tidak akan memiliki teman, tidak memiliki relatif, anaknya tidak akan mengunjungi, mungkin jugatidak akan memliki istri, yang jelas dunia ini akan terasa sepi. Sendirian.

ket : sendikele = saya sendiri tidak tahu apa itu sendikele, -_-