Wednesday, September 17, 2014

Butuh Alasan Lebih dari Satu untuk Menggerakkan Kaki ke Kampus

Hari ini saya sedikit bahagia karena tidak menemukan SMS dari si Andi dan curhatan galaunya. Hal yang saya temukan hari ini adalah SMS dari Hanny yang menanyakan tentang keberadaanku, "Ke kampus gak hil?". Saya pikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengembalikan buku yang saya pinjam dari perpustakaan. Selain bisa mengembalikan buku, bisa ketemu temen pula.. keadaan seperti ini biasa disebut dengan istilah lempar satu batu, dua burung kena, keren banget kan?!. By the way, kemampuan ini akan sangat berguna ketika umat manusia kekurangan sumber daya batu, pada saat itu kita harus menghemat batu. Paling tidak saya sudah punya pengalaman.

Saya ke kampus, setelah mandi dan menemukan orang yang tidak saya kenal di kampus kesayangan. Betapa tidak, saya adalah mahasiswa semester sembilan yang keberadaannya hampir punah. Melihat teman seangkatan itu ibarat oasis di gurun pasir. Ketemu secara kebetulan, susahnya minta ampun. "Hanny kemana" gumamku. Sesekali bertemu dengan adik tingkat yang kukenal. Tentu saja kami bertukar senyum. Hanya itu, senyum formalitas untuk menyapa seseorang yang tidak terlalu dikenal. Akhirnya saya memutuskan untuk mengembalikan buku yang saya pinjam.

Berjalan ke perpustakaan adalah perjalanan paling asing. Sebut saja perpustakaan adalah tempat para pencari ilmu sebenarnya nongkrong. Tempat paling menggetarkan hati. Entah kenapa, tiap pergi ke sana perasaanku bergetar lebih kencang dari biasanya. Setelah berada di perpustakaan saya baru menyadari kenapa. Masuk perpus itu harus melepas jaket, menunjukan kartu mahasiswa, tidak membawa barang-barang mencurigakan seperti cover laptop dan sebagainya. Serasa napi..

Setelah mengembalikan buku ke penjara tersamar itu, saya kembali ke gedung jurusan. Disana saya bertemu dengan Hanny dan Sayful. Dalam hati saya membatin kenapa harus bertemu dengan pasangan ini. Dari jauh saya tidak mungkin akan memanggil nama mereka. Biarkan mereka mendekat, lalu saya akan memanggil "Hai.." saja. "Hai.. " sapaku sambil tersenyum. Sejenak saya melihat ke arah kiri dan kanan, semua orang terlihat normal. Baiklah tidak ada kesalahpahaman. All is Well...

Sebelum saya bercerita lebih lanjut, saya ingin memastikan semua orang perlu tahu tentang kedua orang ini. Hanny dan Sayful adalah cowok. Memastikan saja, nama Hanny terdengar begitu feminin sehingga seringkali ia dipanggil mbak. 

Kami pergi ke A3 bertemu beberapa teman, ke Bank, lalu ke Bank lainnya lagi. Sesaat di jalan saya berpikir, bagaimana mereka saling memanggil nama satu dan yang lainnya ya. Mungkin percakapannya akan seperti ini, "Say,,, ayo ke Bank lainnya" kata Hanny ke Sayful, mungkin Sayful akan menjawab, "Oke Honey, kita ke sana!". Tersadar betapa mengerikannya nama mereka, saya berhenti berhayal dan melanjutkan kehidupan. Dua tujuan sudah tercapai, saya harus pulang.
Sampai jumpa kampus, Han, Sayful... ~lol

No comments:

Post a Comment