Sunday, January 26, 2014

Saya dan Otaku, Bukan! Mungkin ini disebut Belajar.

Beberapa hari terakhir saya disebut-sebut sebagai otaku. Alasannya, saya sudah membaca banyak sekali manga. Selain itu, saya juga memiliki database anime yang lumayan banyak. Hal sederhana ini membuat beberapa teman saya menganggap saya sebagai otaku.
Menurut wikipedia, Otaku (おたく/オタク) merupakan istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi. Dari definisi ini, saya bukanlah salah satu orang yang benar-benar menekuni hobi. Baik itu membaca manga ataupun anime, kedua-duanya bukanlah hobi yang benar-benar saya tekuni. Ada beberapa alasan yang membuat saya tidak sepenuhnya menekuni manga dan anime. Namun alasan tersebut tertutupi oleh rasa suka saya terhadap hasil karya orang jepang tersebut.
Terus gimana, suka atau enggak? --' labil banget 
Saya menyukai manga karena kebanyakan manga yang saya baca memiliki banyak sekali keunikan, baik dari segi cerita, komedi, maupun seni gambarnya. Namun, dari semua kesukaan saya itu, ceritalah yang prioritasnya paling tinggi dalam hobi saya ini (hobi yang tidak benar-benar suka, hanya suka). Saya senang mendengarkan cerita, saya senang menonton film dan bukan sekedar anime saja. Saya senang membaca tulisan yang bahkan kadang saya tidak mengerti artinya secara jelas (contoh puisi). 

Cerita memiliki keajaiban tersendiri, mengalirkan emosi dari berbagai arah sehingga membuat emosi pembaca terombang-ambing. Kadang sedih, senang, bahagia, dan sebagainya, dapat ditemukan dalam cerita-cerita. Namun tidak sekedar cerita fiksi, cerita tentang objek sehari-hari juga merupakan hal yang saya senangi. Bagaimana orang menangis, Cerita tentang Cermin, Segala hal tentang Sains dan sebagainya.

Dihari libur, saya sering menghabiskan waktu dengan mendengarkan podcast dari radio yang sebelumnya saya download. Menurut saya hobi ini adalah hal yang sangat menarik, selain karena mendapatkan banyak ilmu, kadang juga mendapatkan sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang yang sebelumnya saya miliki. Sudut pandang ini akan merubah sikap. Sikap yang sebelumnya a dapat menjadi b. Seperti perubahan prilaku. Jika didalam dunia pendidikan maka hal itu disebut dengan nama "Belajar". Karena menurut teori behaviorisme, Belajar adalah bentuk perubahan tingkah laku. 

Dari membaca manga, menonton anime, sampai mendengarkan podcast siaran radio, sebenarnya ada hal yang saya lakukan lebih dari sekedar hobi. Hal itu adalah belajar. Kita semua belajar. Tanpa kita sadari, kita telah mengambil pelajaran dari berbagai hal kecil yang kita lakukan. Termasuk hobi.

Otaku merupakan kegiatan mendedikasikan diri terhadap hobi kultur jepang. Andaikan benar saya adalah otaku. Maka saya akan mengambil kisah dari cerita yang saya baca sehingga saya adalah pebelajar. Belajar sampai mati. :D




Thursday, January 23, 2014

Saya dan Rata-rata Lima Orang Terdekat

Sebuah pendapat mengatakan bahwa kamu adalah rata-rata lima orang terdekatmu. Karena saya keras kepala dan skeptik terhadap pernyataan-pernyataan yang baru saya dengar maka sayapun bertanya kembali. Adakah bagian dari diri saya yang mirip dengan orang terdekatku? Dan jawabannya adalah beberapa. Beberapa bagian dari diriku mirip dengan orang terdekat.

Pertanyaannya sekarang siapa sajakah yang merupakan orang terdekat saya. Adakah dari beberapa orang yang menyebut dirinya temanku. Ataukah segelintir orang yang tidak mengenalku, ataukah orang-orang yang membenciku sejauh saya membenci orang itu? who knows!? Yang jelas orang terdekat menurut definisi versi saya adalah orang yang mempengaruhimu banyak, tidak hanya orang yang mengaku temanmu. Berdasarkan definisi ini apakah karakter fiksi juga termasuk? Jawabannya adalah iya, jika karakter fiksi mempengaruhimu banyak, maka karakter fiksi itu adalah salah satu dari orang terdekatmu.
Terus kalo karakter fiksi itu bukanlah orang, apakah karakter fiksi itu termasuk orang terdekatmu? Arrrgh...  mulai sekarang kita sebut saja orang terdekat itu sebagai Sosok Terdekat. No complaint, please!!

Sejak kecil, saya sudah memiliki sosok terdekat. Teman yang paling saya kagumi, hormati dan cintai. Ini adalah daftar sosok terdekat yang membuat saya hari ini.

1. Super Hero

Pahlawan favorit saya saat kecil adalaaaaaah, yaiyalah Power Ranger, lalu setelah itu Ultraman, dan sebenarnya masih banyak lagi namun saya tidak dapat menyebutkannya satu persatu. Ada beberapa hal yang sangat saya sukai dari pahlawan warna-warni yang menyebut dirinya Power Ranger ini, mereka selalu membela kebenaran, menyelamatkan dunia dari para monster yang muncul dengan kekuatan yang besar pada awal acara dimulai. Namun bagaimanapun hebatnya monster yang muncul pada awal acara dimulai, dengan ledakan dibelakang dan power ranger yang membentuk saf (baris), monster meledak. Singktanya, dari awal acara, 30 menit kemudian Power Ranger pasti menang. Akhir-akhir ini saya sadar, Power Ranger biasanya menang karena keroyokan. Saya kecewa.
Berbeda dengan Power Ranger, Ultraman bekerja sendirian. Memang ditemani oleh pasukan manusia yang menggunakan pesawat. Namun lebih sering pesawat-pesawat tersebut hanya terbang seperti lalat. Hanya Ultraman saja yang mengalahkan monster raksasa. Saya sangat mengagumi pahlawan ini, benar-benar mengagumi, pahlawanku. Teringat dengan Ultra Seven yang berubah menggunakan kacamata hitam, dengan gagahnya berubah menjadi mahluk merah silver raksasa. Melawan kejahatan adalah tugasnya, melindungi manusia yang begitu kecil dan lemah. Saya benar-benar mengagumi Ultraman. Hingga pada saat hati saya terkecewakan oleh kata-kata kakak saya semasa kecil dulu. "Mi, coba perhatiin, dibelakang ultramen, punggungnya, ada resleting". Terima kasih kakak, karena pernyataan itu, saya menangis seharian seraya mengingkari kenyataan itu, tahap pertama dari  Five Stages of Grieving. Kembali, saya kecewa.

Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pahlawan-pahlawan itu mempengaruhi kehidupan saya. Membela kebenaran adalah hal yang harus dilakukan. Bahkan ketika orang lain menganggapmu aneh karena kebanyakan orang melakukan hal salah.

2. Kakak

Terpengaruhi karena terbiasa, mungkin hal inilah yang pantas untuk dikatakan terhadap sosok yang satu ini. Bagaimana tidak, kami tinggal di satu rumah yang sama. Sedih, senang, kesal, jengkel dengan berbagai rasa masih tetap di satu rumah. Kakak melakukan ini, adik mengimitasi. 

Hal yang paling jelas terlihat sampai sekarang adalah kecintaan saya terhadap musik. Musik barat yang mereka suka, selalu terdengar di telinga saya bahkan tanpa saya mengerti artinya apa. Ini adalah rasa suka yang dipaksakan, namun telah menjadi rasa suka yang benar-benar nyata. Salah satu dari mereka pernah mengatakan hal ini "Kalo kamu denger lagu ratusan kali, bahkan lagu kasidah jaman dahulu kala yang kamu tidak suka bakal jadi lagu favoritmu". Saya pernah salah mendownload satu album yang bertema Forever love songs. Awalnya saya mengira bahwa isinya adalah lagu-lagu cinta romantis ala barat dengan lirik aduhai. Ternyata isinya adalah lagu india. Terpaksa mendengarnya karena pilihan lagu yang kurang, eh pada akhirnya saya suka lagu-lagu tersebut, lagu India.

Saya tidak paham sama sekali dengan lirik lagu india yang terpaksa saya dengar ataupun lirik lagu soundtrack anime, namun saya menikmati musiknya. Mungkin itulah yang membuat musik adalah bahasa internasional yang dimengerti oleh emosi. Akhir-akhir ini saya mulai tahu bahwa ternyata mereka juga tidak mengerti arti lirik dari lagu-lagu barat yang mereka dengar. Saya menggelengkan kepala, dan ketika melihat diri sendiri, saya menggelengkan kepala untuk diri sendiri. 

3. Orang yang Awalnya tidak Disukai

Rasanya akan sangat banyak waktu yang dibutuhkan jika harus menulis secara spesifik siapa saja orang yang saya tidak sukai. Daftarnya akan ada banyak, karena akan ada di seluruh waktu dan seluruh dunia. Namun hanya ada beberapa orang yang awalnya saya tidak sukai, namun amat saya hormati. 

Mungkin setiap orang pernah menemui seseorang yang pendapatnya, tingkahnya, dan perkataannya berbanding terbalik dengan apa yang dianggap karakter diri sendiri. Perbedaan ini akan membuat impact yang sangat besar jika orang tersebut mendapatkan perhatianmu secara positif. Cahaya seperti menyinarinya dari dalam tubuhnya. Dia adalah yang terbaik.

Saya tidak peduli dengan perkataan yang muncul dari mulut seseorang, apakah pedas, tajam atau pun menyakitkan hati. Namun yang paling saya pedulikan adalah apakah orang tersebut jujur dan fair dengan pendapatnya. Saya pernah menemui beberapa orang yang bermulut pedas dan bermata tajam layaknya gunting cukur. Awalnya cukup jelas, dia tidak menyukai saya dan sebaliknya. Cukup bagus jika orang tersebut menyatakan hal tersebut secara eksplisit. Jika itu terjadi, maka saya akan menyerah dan mendekatkan diri tanpa ada rasa benci. Sebagian dari orang seperti itu yang saya kenal telah menjadi teman saya.

Cukup bagus, dan dapat dipercaya. Pepatah lama mengatakan, seseorang yang mengaku teman,  jauh lebih berbahaya dari musuh yang menyatakan terang-terangan. Intinya saya suka seseorang yang jujur. Yang kata-katanya dapat dipercaya, bahkan ketika orang tersebut adalah musuh. Selanjutnya, orang jenis ini biasanya disebut dengan nama Rival.

4. Orang Tua dan Guru

Yang ini tidak perlu dijelaskan lebih panjang lagi. Panutan sejak kecil sampai dewasa. Orang tua yang selalu menyayangi anaknya. Selalu menganggap diri anaknya sebagai orang yang sama, disaat anak tersebut menjadi nakal, baik, penurut, perhatian. Selalu mendapat support dan motivasi. Begitu juga dengan guru. Guru telah memberikan sumbangan pengaruh yang banyak terhadap saya.

5. Mantan dan Sahabat

Mantan disini dapat didefinisikan dengan pacar di masa lampau yang sekarang sudah bukan merupakan pacar lagi. Cinta yang telah hilang atau pudar karena waktu atau pun bosan. Sayang yang usang karena hubungan semu. Kehidupan penuh dengan perbincangan sederhana, perdebatan dan kecemburuan. Hilang sekejap karena keputusan seseorang yang tidak bermotivasi seperti saya. Saya sadar sepenuhnya bahwa mereka memberikan kasih sayang yang lebih terhadap saya, perhatian yang tidak diberikan ke laki-laki lainnya. Kebanyakan dari mereka tidak akan goyah jika digoda oleh laki-laki lainnya, memberitahukan ke saya dan selanjutnya saya meledeknya dengan para penggoda itu. Cukup menyenangkan saat membully pacar. Namun karena saya dan sang mantan-mantan hanyalah manusia. Hubungan itupun terputus. Jalan sendiri-sendiri dengan arah yang berbeda. Saya cukup berbahagia dengan keputusan ini. Tidak perlu Ja'im (Jaga Image). Hanya perlu mengatakah hal paling jujur tentang perasaan. Maka saya akan bahagia dengan itu. Suatu saat nanti pasti akan menemukan belahan hati (dibaca: soulmate) yang benar tanpa ada kata PUTUS lagi. Mereka telah mempengaruhi saya dari berbagai arah. Saya berterima kasih dan mendapatkan kesimpulan hidup terlalu singkat untuk dihabiskan dengan orang yang salah.

Sahabat
Well... orang yang saya anggap sebagai teman tanpa ada lagi yang perlu saya sembunyikan. Kejujuran setinggi-tingginya karena rasa hormat, kesetiaan dan kepercayaan. Orang yang akan mengejek sekeras mungkin dan mengangkatmu ketika jatuh. Orang yang bisa saya bully tanpa ada rasa amarah berlebih (ayolah... siapa juga yang bisa dibully dan gak memiliki rasa marah). Penuh dengan permaafan karena kesamaan hal. Kita hanyalah debu yang sama, seperjuangan dalam rasa. Menyatu dalam rasa bahagia sederhana dan kebimbangan tak terkira. Menawarkan bantuan, mencegahmu dari hal buruk. Walaupun kadang mengajak ke dalam hal buruk bersama. entahlah... definisi persahabatan agak rancu di otak ini. Namun hal yang jelas, Sahabat membuatmu nyaman. Mempengaruhimu dalam berbagai sudut pandang. 





Terakhir yang bisa saya katakan adalah, SAYA ADALAH ORANG-ORANG DIATAS, DIBAGI LIMA!!