Sunday, February 2, 2014

Saya dan Berbohong


Disadari atau tidak,  manusia seringkali berbohong. Berbohong adalah sebuah tindakan mengucapkan sesuatu yang berbeda dari apa yang sebenarnya. Mungkin tidak berucap, namun mengisyaratkan hal yang tidak benar paling tidak terhadap pikiran sendiri. Setiap orang memiliki kemampuan ini. Berbohong adalah kemampuan yang dimiliki oleh manusia normal. Bersyukurlah jika memang masih bisa berbohong, normal..

Berapa kali kita berbohong?

Penelitian mengatakan bahwa, orang dewasa berbohong rata-rata 3 kali dalam 10 menit percakapan. Percobaan ini dilakukan dengan membuat dua orang dewasa bercakap selama sepuluh menit, tentu percakapan ini direkam dari segala arah dengan kamera dan perekam tersembunyi. Setelah selesai bercakap, orang-orang yang melakukan percakapan itu ditanya berapa banyak hal tidak benar yang mereka katakan selama mereka bercakap. Setiap orang yang ditanya menjawab bahwa mereka mengatakan hal sebenarnya. Lalu, setelah itu mereka diberi tahu bahwa mereka telah direkam, lalu diperlihatkan percakapan mereka dengan pertanyaan "coba tunjukan bagian mana saja dari kata-kata anda yang tidak tepat dan masih meragukan?". Hasilnya, mereka terheran-heran, rata-rata ada tiga kebohongan yang dilakukan disadari atau tidak. Hal ini menunjukan bahwa manusia itu cenderung berbohong, disadari atau tidak

Sejak kapan kita mulai berbohong?

Percobaan tidak hanya dilakukan terhadap orang dewasa saja, terhadap anak kecil pun dilakukan. Kali ini percobaan dilakukan dengan menggunakan mainan bersuara yang diletakkan dibelakang anak kecil berumur 4 tahun. Anak kecil ini disuruh untuk menebak mainan apa yang memiliki suara seperti yang didengar. Mainan pertama berbunyi "kwek kweek kweek", anak kecil dengan semangat menjawab bebek. Selanjutnya bunyi sirine pemadam kebakaran, anak kecil berhasil menjawab dengan benar. Yang ketiga adalah suara musik, tentu saja sangat sulit untuk menebak mainan yang bersuara musik. Peneliti dengan sengaja meninggalkan ruangan setelah suara mainan bermusik dimainkan dengan alasan mendapatkan panggilan penting. "Tunggu sebentar, ada panggilan penting, jangan ngintip ya, semenit lagi saya kembali". Setelah semenit berlalu, anak kecil ditanya mainan apa yang tadi didengarkan. Anak kecil ini langsung menjawab "Dinosauruuuus!". Penelitipun bertanya, "tau darimana?". "Wraaaaaauuuh" jawab anak kecil. "wrauh? saya tidak pernah mendengar suara itu. Apa kalian mengintip?". Anak kecil menjawab TIDAK. 

Berbohong adalah hal yang normal, pada umur 2 tahun 25% anak kecil sudah bisa berbohong, sisanya tidak berbohong, entah karena merasa tidak perlu untuk berbohong atau karena tidak memiliki logika untuk berbohong. Pada umur 4 tahun 90% anak kecil sudah mampu berbohong dan pada umur 7 tahun, semua anak sudah memiliki kemampuan ini. Anehnya, ketika tumbuh remaja, manusia mulai jujur. Kejujuran ini terjadi karena manusia bersosialisasi. Lebih tepat lagi jika dikatakan bahwa manusia belajar "Peraturan Permainan Kebohongan". Karena kehidupan sosial, manusia mengerti akan konsekuensi kebohongan. Ketika manusia tumbuh dewasa, mereka berbohong untuk keuntungan mereka. Atau untuk membuat nyaman orang lain. Ada banyak sekali alasan lainnya. 

Perlukah berbohong?

Untuk permasalahan ini, saya akan serahkan kepada pembaca. Tiap orang memiliki ukuran yang jelas dimana mereka menganggap kebohongan yang dikatakan adalah kebohongan yang baik. Sebagian lainnya mengatakan bahwa selalu hidup dengan kejujuran. Sejak kecil kita diajarkan untuk berbohong, "Udah magrib, cepet pulang, entar dimakan sendikele*", "Ayo, makan sayurnya supaya kuat kayak Popay," . Semakin dewasa maka, kebohongan yang dilakukan mengarah ke bagaimana masyarakat ingin dilihat. Contoh sederhana yang kemarin saya dengar dan dilakukan adalah mengatakan kepada seseorang bahwa ia cantik. "Lama gak keliatan, makin cantik aja.. ". Basa basi yang sering dilakukan untuk membuat orang lain bahagia. Mungkin sederhana, dan kadang tidak benar kalau orang tersebut semakin cantik. Namun hal ini akan membuat orang lain bahagia. Disisi lain, ada juga kebohongan yang menimbulkan luka. Membuat orang menjadi tidak suka. Misal, selingkuh. Tentu saja tidak disukai. Untuk itu, perlukah berbohong? ya dan tidak. Its up to you. 

Bagaimana kehidupan jika tidak seseorang tidak pernah berbohong? 

Jika orang-orang selalu jujur, maka tentu saja akan tetap ada masalah, namun akan membuat orang-orang langsung menuju apa yang menjadi masalah, to the point, yang tentu saja mengarah kepada kejujuran, menghormati orang lain, dan mencintai orang lain. Di sudut pandang lainnya, sangat mudah untuk dibayangkan, jika seseorang tidak pernah berbohong, maka orang tersebut tidak akan memiliki teman, tidak memiliki relatif, anaknya tidak akan mengunjungi, mungkin jugatidak akan memliki istri, yang jelas dunia ini akan terasa sepi. Sendirian.

ket : sendikele = saya sendiri tidak tahu apa itu sendikele, -_-

No comments:

Post a Comment