Aku mencintaimu. Mereka tidak perlu tahu. Dan, begitu juga denganmu
"Aku mencintaimu.
Mereka tidak perlu tahu.
Dan, begitu juga denganmu"
Sebuah penolakan terhadap perasaan yang memiliki potensi untuk sakit
hati berlebih. Teoretisi pembelajaran menyebut hal ini dengan sebutan
"Escape conditioning", memberikan tindakan yang tepat untuk stimulus
berbahaya. Untuk konteks ini adalah menyimpan perasaan. Aku tidak
mengerti akan ketepatan tindakan ini menunjukan nilai kebenaran atau
tidak, yang jelas aku tahu pasti tidak akan sesakit ketika perasaan
cinta yang lebih dalam hilang ketika semua orang tahu, dan kaupun
begitu.
Sekedar teoriku saja, atau memang banyak yang
menganggap hal ini adalah hal yang patut untuk dibenarkan, "Only love
can break your heart". Teori ini mungkin tidak memiliki askpek formal,
tidak memiliki simbol-simbol yang menjelaskan bahwa cinta dapat
menghancurkan jantungmu. Tapi aku yakin sekali bahwa aspek empirisnya
bertebaran dimana-mana, dirasakan oleh tiap orang dengan tiap indranya.
Sebagian orang mungkin bisa menjelaskan proses kimia yang terjadi dengan
hukum asosiasi seperti yang dikatakan Aristoteles. Apakah ilmiah? I
don't know!
Yang kuketahui adalah hukum kontras mungkin saja
terjadi. Karena terlalu cinta, maka seseorang menjadi terlalu benci. Dan
hal itu dapat menghancurkan hati siapapun. Mungkin salah satu dari 10
orang yang kita kenal pernah mengalaminya. who knows..
Mungkin
persentasenya kecil jika cinta menjadi benci. Lantas bagaimana dengan
cinta menjadi tidak cinta dan tidak benci. Seperti kehilangan emosi.
Bukan faktor lain seperti mencintai orang lainnya. Buaya bahkan tidak
melakukan hal itu. Lebih positif, mungkin buaya sedang memiliki masalah
dengan suhu tubuhnya yang terlampau dingin, jadi sang buaya harus keluar
untuk menghangatkan badannya sehingga tidak memikirkan buaya yang ia
cintai untuk sementara.
Sungguh ironi, sebagian kisah cintaku
persis seperti kisah pasangan buaya. Jika terpikirkan kembali, maka aku
hanya bisa menggelengkan kepala dan berpikir, suatu saat jika bertemu
dengan buaya yang lainnya, akan ku katakan dengan teriak "JANGAN DENGAN
MUDAHNYA MEMBERI KESIMPULAN!!"
Akan kuceritakan sedikit
tentang kisah peneliti, seseorang yang meneliti jangkrik apakah bisa
merespon apa yang dikatakan manusia. Peneliti berteriak, "lompat!".
Jangkrik melompat, lalu satu kaki jangkrik dipotong. Penelitian
dilanjutkan, "lompat!". jangkrik melompat, lalu satu lagi kaki jangkrik
di potong. Penelitian itu terus berlanjut dengan hasil jangkrik melompat
ketika peneliti mengatakan kata "lompat". Sampai pada saat ketika kaki
jangkrik sudah habis, "lompat!". Jangkrik terdiam membeku, tidak
melompat. Peneliti itu lalu menulis di buku catatannya : "Jangkrik tanpa
kaki itu tuli".
Anehnya, kadang hal itu terjadi. Kesimpulan
yang tidak sesuai dengan apa yang mungkin dirasakan oleh si jangkrik.
Apalagi ketika kita hanya menyimpan perasaan yang kita miliki.
Benar-benar merasa senasib dengan buaya dan jangkrik untuk saat ini.
Mungkin sebagian dari kalian merasakan hal ini, pernah atau mungkin di
masa mendatang. Jika iya, bersemangatlah, jangkrik senasib dan buaya
senasib akan memberikan semangatnya untukmu!
No comments:
Post a Comment