Tuesday, September 24, 2013
Monday, September 2, 2013
Muncul dengan Kabar, Tidak Jelas
Bukan dengan unsur kesengajaan, tapi karena keinginan yang menggetarkan dada dan masuk ke kepala. Beberapa tahun yang lalu, tidak pernah seperti ini. Jujur saja, ada hal yang memang bisa terungkap karena perjalanan waktu, namun ada juga hal yang takkan berubah dan diam statis dalam ketidak tahuannya selamanya. Hal pertama lah yang terjadi, dia merasuki benakku di tahun yang ketiga. Sebuah pemikiran kenapa dia pernah suka.
"Hei, kau permainkan aku!?" skeptik dengan wajahku yang pas-pasan. Dia terdiam dan beberapa detik kemudian tertawa. "iya.. sakit ya dipermainkan..." katanya. Ayolah, kata seperti itu terdengar retoris banget. Ada angin ke genderang telingaku yang masuk dan mengatakan bahwa dia hanya memberikan ledekkan kejam terhadapku. Pada saat itu kuakui memang hidupku dalam keadaan gelap. Sikapku adalah cerminan sifat buruk. Dalam benakku, arti kata-katamu secara implisit adalah "Tidak pantas dirimu untuk orang yang ada di sini!".
Saya tersadar, dalam kebingungan, saya berubah. Karena diammu selama ini, tahu bahwa kata-kata darimu adalah kata-kata yang perlu saya pikirkan dengan panjang. Temanmu sudah berubah kawan.
Taukah jika dulu aku mengagumimu. Mengagumimu dalam, seperti anak kecil yang kagum terhadap kakakknya, bahkan lebih dari itu. Saya mencintaimu. Dan hal ini terjadi bukan ketika kita akan pergi mencari jalan hidup kita masing-masing. Sejak awal. Ketika kau tersenyum untukku pertama kali. Di saat itulah, saya telah jatuh.
Sekarang kau muncul, tiba-tiba dalam jaringan tanpa kabel dengan operator yang sama, kata-kata yang sama pula. Balasanku juga tidak berbeda, "Hei, kau permainkanku lagi..". Dan muncul darimu kata-kata yang membuatku terdiam, "Dari dulu kamu selalu anggap perasaan orang terhadapmu main-main saja ya.. ". Bingung dengan kata-katanya "Perjelas apa maksudmu!", hening, dengan nada yang sedikit bergetar dia berkata "Aku serius, sejak dulu aku serius, jadi jangan menganggap aku mempermainkanmu". Lalu sambungan pun terputus.
Saya tahu, akhirnya saya mengerti, benar-benar paham maksudmu. Hanya bisa menggelengkan kepala, dia lucu seperti biasa.
"Hei, kau permainkan aku!?" skeptik dengan wajahku yang pas-pasan. Dia terdiam dan beberapa detik kemudian tertawa. "iya.. sakit ya dipermainkan..." katanya. Ayolah, kata seperti itu terdengar retoris banget. Ada angin ke genderang telingaku yang masuk dan mengatakan bahwa dia hanya memberikan ledekkan kejam terhadapku. Pada saat itu kuakui memang hidupku dalam keadaan gelap. Sikapku adalah cerminan sifat buruk. Dalam benakku, arti kata-katamu secara implisit adalah "Tidak pantas dirimu untuk orang yang ada di sini!".
Saya tersadar, dalam kebingungan, saya berubah. Karena diammu selama ini, tahu bahwa kata-kata darimu adalah kata-kata yang perlu saya pikirkan dengan panjang. Temanmu sudah berubah kawan.
Taukah jika dulu aku mengagumimu. Mengagumimu dalam, seperti anak kecil yang kagum terhadap kakakknya, bahkan lebih dari itu. Saya mencintaimu. Dan hal ini terjadi bukan ketika kita akan pergi mencari jalan hidup kita masing-masing. Sejak awal. Ketika kau tersenyum untukku pertama kali. Di saat itulah, saya telah jatuh.
Sekarang kau muncul, tiba-tiba dalam jaringan tanpa kabel dengan operator yang sama, kata-kata yang sama pula. Balasanku juga tidak berbeda, "Hei, kau permainkanku lagi..". Dan muncul darimu kata-kata yang membuatku terdiam, "Dari dulu kamu selalu anggap perasaan orang terhadapmu main-main saja ya.. ". Bingung dengan kata-katanya "Perjelas apa maksudmu!", hening, dengan nada yang sedikit bergetar dia berkata "Aku serius, sejak dulu aku serius, jadi jangan menganggap aku mempermainkanmu". Lalu sambungan pun terputus.
Saya tahu, akhirnya saya mengerti, benar-benar paham maksudmu. Hanya bisa menggelengkan kepala, dia lucu seperti biasa.
Subscribe to:
Posts (Atom)